Di pertengahan bulan juni kemarin, salah satu teman saya, Rindia, sempat menawarkan mengenai sebuah program bertajuk 'Pelatihan Korps Suka Rela PMI Jakarta Selatan'. Ketika itu saya tengah disibukkan dengan beberapa aktivitas sehingga saya sedikit acuh menanggapinya, namun, saya ingat, saya sedikit tertarik dengan program tersebut karena menawarkan proses pelatihan selama 10 hari di bandung. pikir saya, ini bagus untuk pengembangan diri dan mungkin bisa dijadikan 'summer camp'/ liburan krn sudah lama saya 'staycation' (stay vacation) hehehe.
Hingga tanggal pendaftaran terakhir saya belum mendaftar karena bertepatan dengan konferensi yang saya ikuti dan sebelumnya ada wawancara magang, ketika itu saya optimis bisa magang.
Ternyata kenyataan berkata lain, saya tidak diterima magang *ya nasiiiiiib* dan saya gagal ikut pelatihan korps suka rela (KSR) karena lewat jadwal.
Tetapi, rindia kemudian dihubungi pihak PMI (lagi), ada peserta yang mengundurkan diri sehingga saya masih bisa mengikuti pelatihan tersebut. Jadilah saya melakukan beberapa proses seperti wawancara dan tes fisik (hanya lari keliling kompleks dan beberapa hitungan push up-sit up) pada H-4. segala persiapan kemudian saya lakukan sangat tergesa-gesa, meminjam carrier, matras, sleeping bag dan membeli kelengkapan pelatihan. Di kemudian harinya ternyata saya mendapat email pemberitahuan seleksi tim official pendukung sea games, ada tes psikologi pada hari selasa, 12 juli, bertepatan dengan keberangkatan pelatihan korps suka rela. Ketika menghubungi pihak panitia mereka berkata kami harus memprioritaskan, harus memilih diantara kedua hal tersebut, muncul kemudian rasa ragu untuk mengikuti pelatihan KSR. karena saya lebih memilih Sea games (dalam skala prioritas saya, first in first out). Namun sebenarnya saya juga tidak mau melepaskan kesempatan mendapatkan pelatihan (liburan) ini, akhirnya saya ngotot bernegosiasi dengan panitia dan akhirnya diperbolehkan menyusul. YATTA!!! nothing is impossible, terima kasih ALLAH
Kami akhirnya menyusul menggunakan travel baraya dari sarinah (rindi juga tergabung dlm calon official team sea games). Kami sampai lewat petang dan berhubung tempat pelatihannya di PUSDIK BEKANG AD (pusat pendidikan bekal angkutan umum Angkatan Darat), begitu masuk kami disambut tentara berbadan kekar, firasat mengatakan kami salah masuk, ke kandang macan...
begitu tiba kami langsung mengikuti kelas materi dari PMI, mengenai ke-PMI-an hingga pukul 10 malam. ada review yang harus dikerjakan setelah materi, hasilnya nihil. saya belum tau apa apa dan selama materi hanya sibuk terbengong melihat muka muka yang sangat tidak saya kenal namun rapi dalam pakaian yang seragam, seragam perang tentara. begitu selesai kelas ternyata sudah dijemput sekumpulan tentara-tentara, disuruh berbaris, berjejer dan sebagainya. saya, makin bingung, belum lagi si rindia juga anaknya hobi bengong jadi kita sama sama bingung hahahahha
selesai itu kami kemudian menghadap ke markas panitia yang berasal dari tentara, mengambil pakaian 'seragam' kami selama disana. pakaian seragam perang, kopel, topi dan boots LDR *yang bentuknya nggak keruan busuk karena kayaknya sepatu2 sisa dan rusak*
handphone, perlengkapan elektronik lain, aksesoris, dan sunblock saya ditahan, demi kekhusyukan pelatihan (katanya) dan mungkin sebenarnya alasan keamanan.
esoknya saya kaget luar biasa ketika dibangunkan dengan SIRENE luar biasa kencaaaaang jam 4 PAGI!!! kami langsung diinstruksikan mengenakan pakaian olahraga karena ternyata kami akan melaksanakan olahraga pagi. GREAT! a lazy bumm finally has a reason to wake up so early in the morning. olahraga pagi sebenarnya sangat menyegarkan jika tidak dilakukan di udara dingin minus, dan hanya mengenakan kaos lengan pendek huaaaaa
setelah itu sanitasi dan ibadah hingga pukul 6 pagi, dilanjutkan sarapan ala TNI, kemudian mengikuti pelatihan mental dan jasmani oleh...TNI...Zzzzzzz. luar biasa saudara!!
pelatihan jasmani dan mental memakan waktu hingga tengah hari, kemudian kami makan siang lagi lagi ala TNI (tidak berbunyi, tidak saling mengobrol, memulai secara serentak, makan ala ular *kunyah sekali langsung telan* )
setelah itu kemudian kami mengikuti pelatihan dalam kelas oleh panitia dari pihak PMI. Materi yang diberikan berkaitan dengan kegiatan PMI antara lain; penanganan bencana, pengadaan dapur umum, donor darah, dsb.
materi dalam kelas diberikan hingga pukul 10 malam dan kemudian ditutup apel malam oleh tentara, kemudian kami tidur.
kegiatan bangun pukul 4 tidur pukul 11 ini berlangsung terus hingga 6 hari. mulai dari hari kedua, saya mulai mempertanyakan keberadaan saya, alhasil selama kegiatan terutama kegiatan menjastal yang diberikan tentara, saya selalu bengong. selain saya, tentunya si rindia juga selalu bengong hahahhaha kami sama sama bingung dan sulit beradaptasi. ditambah muka rindi yang selalu 'tanpa ekspresi' jadilah dia sering kena tegur tentara hahahhaha saya sih tidak sesering rindi, karena kadang masih menunjukkan ekspresi.
bingung dan tak tahu apa-apa, saya pernah diharuskan push up hanya karena saya menguap ketika saya berbaris. dan lebih parahnya karena respon saya yang jelek, hukuman push up karena menguap sampai terulang tiga kali. lah ya, menguap kan karena ngantuk dimana konsentrasi juga sudah menurun, buat menyadari saya sedang menguap saja saya sulit apalagi harus menutupinya pula. *defensif*
puncak kebingungan saya akan keberadaan saya disana adalah ketika diadakan pelatihan snapling dari tebing latihan tentara setinggi 13 meter. saya seorang anti ketinggian, height freak, jadilah saya mulai merasakan ketakutan luar biasa begitu liat tebing latihannya. yang lebih parah entah kerasukan setan apa, air mata saya menetes bahkan ketika kami masih melakukan pemanasan sebelum 'menjamah' tebing. kontan, saya langsung menjadi 'artis' mendadak. semua mencoba mengcomfort dengan segala caranya masing masing, ada yang agak menenangkan, ada yang terkesan melecehkan, ada juga yang justru membuat saya semakin histeris. sekali air mata keluar sulit untuk menghentikannya, saya dikerubutin pula, 'dinasihati' satu demi satu, makin deras air mata saya. sudah berhenti, diungkit lagi, nangis lagi, terus saja sampai sore harinya. meski akhirnya saya berhasil melaksanakan misi *dengan ditemani salah seorang kaka PMI* dan penuh dengan derai air mata, saya makin merasa ini bukan dunia saya. saya sangat tidak siap dengan apa yang harus saya hadapi di medan sukarelawan. saya merasa saya sama sekali tidak akan berjasa bagi PMI...
kegiatan masih terus berlanjut dan setelah adegan sinetron itu saya merasa pandangan semua orang terhadap saya berubah. banyak yang terlihat mengasihani saya, menganggap saya se fragile kaca, atau bahkan terlihat sedikit melecehkan. saya? makin bingung dengan apa yang harus saya lakukan. sebenarnya saya adalah tipe orang yang apabila semakin di comfort justru semakin malas, malas menghadapi orang yang mencoba mengcomfort saya. saya terbiasa mandiri, hidup dengan pergulatan batin, selalu mencoba tidak bergantung. jadi saya agak sebal ketika hanya karena saya menangis menghadapi ketinggian, saya dianggap 'lemah'. maaaan that's not the real me, you haven't seen me, don't just directly judged.
setelah selesai dengan pembenahan awal dan pemberian materi dasar di pusdik bekang, kami kemudian menuju ciratas yang akan digunakan sebagai 'simulator' medan yang sebenarnya.
kami diharuskan tinggal di bivak (semacam tenda yang bentuknya lebih kecil dan lebih terbuka) terbuat dari ponco ponco yang dikaitkan dengan tali plastik. menuju ciratas tidak dibuat semudah itu, kami diharuskan berjalan kaki sejauh 15 km, beruntung karena sebelumnya direncanakan sejauh 40km. dengan kaki yang sangat sakit karena paginya kami berlari di aspal dengan bertelanjang kaki, jarak 15km pun terasa seperti 40km zzzzz. paginya, karena kami telat dari perjanjian waktu apel,kami dihukum; berguling di aspal *saya sampai mual dan pusing selama 10 menit krn ini*, kemudian menggelinding (seperti roll depan tapi dilakukan dari posisi berdiri), merangkak layaknya prajurit perang daaan jalan jongkok!! what a life!
kemudian kami diberikan pengarahan ulang sekaligus pelaksanaan langsung water rescue di danau ciratas, hal ini berkaitan dengan penyelamatan korban banjir, evakuasi, kemudian pengiriman bantuan jika akses tertutup air. kami melakukan row boating selama kurang lebih dua jam setelah sebelumnya latihan menyeberangi tali di air, dan berenang ponco. saya berinisiatif menjadi contoh perenang ponco dengan tujuan untuk sedikit melakukan perbaikan image saya hohoho. saya kira berenang tidak akan menjadi kendala, yang ada......... belum sampai setengah perjalanan saya sudah kelelahan dan tidak kuat berenang! duh malunyaaaaa~
untungnya seorang tentara yang diharuskan mengawal saya, membantu saya berulang kali (demi keselamatan setiap peserta dikawal tentara yang berenang disamping/dibelakangnya). selama saya berenang saya tidak berhenti mengeluh layaknya anak TK, tapi dengan baiknya tentara pengawal dan semua teman teman memberikan semangatnya, saya jadi sedikit terenyuh. rasa pesimis berubah menjadi optimis, akhirnya dengan susah payah dan bantuan tentara yang sangat banyak *mengangkat kaki saya selama di air supaya saya bisa bergerak cepat* saya sampai di ujung tujuan! eurekaaaaa~~ (senang sesaat meski setelah itu ada adegan berguling di lumpur, mencium lumpur dan juga bermasker lumpur T..T)
esok harinya ternyata kami diharuskan mencoba medan tebing yang sebenarnya, tebing setinggi 80 meter! maaaaaaaaaaaak~~ tapi entah saya tidak merasa setakut sebelumnya, rupanya karena saya tidak melihat langsung ketinggian yang akan saya turuni, beda dengan ketika di pusdik saya merasakan benar ketinggian mulai dari langkah anak tangga yang saya lalui. semilir angin yang berhembus makin kencang mengindikasikan ketinggian sebuah tempat. saat di pusdik, sorak sorai teman teman dari bawah tebing justru membuat semakin keki dan gemetar.
meski adegan tangis saya memang sangat merusak image, tapi saya sekaligus merasakan keuntungannya, seorang komandan pleton sudah siap sedia mendampingi saya tanpa diminta ketika tiba giliran saya menuruni tebing 80meter itu. sepanjang perjalanan turun meski muka saya tak sepucat di pusdik, mulut saya lebih susah dikendalikan, saya tak hentinya bertanya dengan panik apa yang harus saya lakukan. komandan pleton yang menemani tak hentinya menenangkan saya. sepertinya menemani saya menuruni tebing lebih heboh dari menemani istrinya melahirkan. hahahhahahah
selesai agenda penurunan tebing lainnya seperti penurunan pasien/korban dengan digendong dan menggunakan tandu basket, kami langsung bersiap untuk melaksanakan caraka malam.
dalam caraka malam kami disimulasikan sebagai pembawa pesan dan melewati bagian hutan dengan bantuan seutas tali rafia yang ternyata melalui beberapa pos pengujian mental. setelah start hingga finish banyak 'gangguan' yang dapat mengakibatkan kami melakukan pembocoran pesan, hal tersebut harus kami hindari dan sebisa mungkin kami mencapai finish dan menemukan orang yang diamanatkan untuk kemudian menyampaikan pesan. Meski terdengar sepele namun ini tidaklah mudah untuk orang yang takut akan kegelapan, dunia lain, dan sebagainya. medan hutan gelap dengan suara suara yang tak ingin anda dengar.....beruntungnya perempuan melakukan tugas ini secara berpasangan. beberapa teman gagal karena salah memberikan pesan dan juga beberapa gagal karena tak mengikuti instruksi yang diberikan. hukumannya, diteriaki, sit up dan push up. to be noted, sebelum kami melakukan caraka malam, kami diharuskan melakukan penyamaran dengan menggunakan NORIT OBAT DIARE yang dicairkan kemudian dioleskan ke muka layaknya mengoleskan masker. dan siapa model percontohannya? SAYA! terima kasih komandan akan jasa baikmu menghancurkan bentuk muka saya. agak sedikit saya toleransi karena yang mengoleskan norit di muka saya adalah si tentara remaja yang lesung pipitnya sedalam lesung pipit hyun bin, ohohoohohoho.
selesai kegiatan caraka malam ternyata kami harus mengikuti renungan malam, yang buat saya tak bisa saya dapatkan maknanya. kenapa? renungan malam dilakukan pukul 2 dini hari, kondisi saya amat sangat letih. ketika saya mengantuk saya sangat tak bisa bekerja sama dengan apapun, kecuali senyuman yunho hahaha.
setelah renungan malam kami melakukan upacara penobatan sebagai tanda berakhirnya kegiatan pelatihan tersebut.. ditutup dengan makan bersama dini hari kami pun tidur dan bangun pada pagi harinya untuk mengemas perlengkapan dan kembali ke pusdik, mengambil perlengkapan yang tersisa.
beberapa tentara sempat mengira saya menyimpan 'dendam' kepada mereka padahal saya mengungkit pun tidak, kenapa mereka bersuudzon? saya boro boro dendam, lihat muka mereka saja saya tidak berani
Ketika pulang saya bukan main senangnyaaaaaaaa perasaan luar biasa, meski hanya 10 hari, saya merasakannya lebih lama dari 10 tahun hahahah *lebay*
kurang lebih meski berawal dari keisengan semata, saya bersyukur dibukakan mata mengenai keberadaan orang orang seperti relawan dan tentara seperti team pelatihan korps suka rela ini.
saya juga bersyukur karena dengan pelatihan ini saya sedikit banyak mengubah pola hidup saya yang sebelumnya sangat amburadul.
meski terkesan sangat berat *ya memang berat sih* tapi ternyata kami semua bisa melaksanakannya.
untuk kedepannya meski saya belum bisa menjadi relawan yang sesungguhnya namun semoga saja pengembangan diri saya terus berjalan...
3 komentar:
seru banget yuuuun. ga sempet poto ama tentara? siapa tau yang muda ada yang cinlok!
seru kliatannya nin, kalo dijalanin, zzz rasanya mau nangis sambil ketawa kalo inget lagi *gila*
ga sempet foto nien, hp gw ditahan hingga titik darah penghabisan, itu ada foto hasil tim dokumentasi. tentaranya mostly udh married, tmn gw dan beberapa tentara kyknya cinlok, gw sih udh punya yunho jadi sulit..hahahahahahah *gila beneran*
selamat.. dengan pelatihan ini, lo berkat mendapatkan predikat wanita perkasa menggantikan xena the princess of warriors.
lo hebat deh, kalo gw mungkin dari hari kedua udah kabur.
Post a Comment
kata komentator