yoga
yoga bukan yang dipakai waktu wisuda
namaste! yall.
hari ini mencoba yoga, sebuah sistem meditasi asal india, gratis. pastinya.
mencoba hanya beberapa gerakan yoga sudah berhasil membuat saya keringetan, pusing, dan ngantuk tidak terkira, oh dan pastinya badan yang sakit luar biasa.
dengan indikator di atas, saya disimpulkan memiliki anatomi yang salah, yang menurut instruktur (si mbak ola) hampir semua manusia mempunyai anatomi yang salah. hal yang disebabkan oleh kesalahan pada kebiasaan ketika berjalan, duduk dan rutinitas kehidupan lainnya.
saya, terbiasa membungkuk dan menahan berat tubuh saya di tulang pinggang, akhirnya membuat beberapa masalah di tulang belakang saya.
selain itu, saya mempunya asma yang mana karena saya memiliki postur membungkuk, membuat udara di rongga dada saya terhambat peredarannya, jadi menurutnya (mbak ola.red) ketika saya melakukan gerakan yang membuat rongga dada saya terbuka, aliran udara menuju keluar rongga dada, pusing lah saya jadinya.
di akhir pelatihan, saya mengantuk, saya tertidur pulas, menurutnya karena gerakan yoga yang saya lakukan cukup membuat tubuh saya kelelahan (ketahuan nggak pernah olahraga deh heheh).
saya sih nggak tahu asumsi intruktur cantik ini bener apa enggak (soalnya dia juga cuma latihan biasa hahahah) tapi saya merasa badan saya memang terasa sedikit beda. eh apa mungkin sugesti ya? hahahah
tapi sepertinya yoga akan jadi pilihan yang menarik untuk ditekuni, semoga pelatih gratisan masih mau melatih kedepannya...
menyelam sedalam samudera
adakah momen dimana anda merasa perlu untuk menyelam sedalam samudera?
saya? sering.
terakhir, adalah kemarin.
insidennya: saya memberi alamat rmh teman saya, si XX, ke dosen pembimbing. sudah dari seminggu lamanya. alamat yg saya berikan sumbernya dari teman sekelas saya lainnya, si DD.
ternyata kemarin dosen pembimbing mencoba mengunjungi rumah XX (teman saya ini dalam kondisi berduka karena kehilangan ayahnya) dan dosen pembimbing tidak bisa menemukan rumah XX karena dia tidak melihat patokan yang menentukan posisi rumah XX, sebut saja patokan A.
dia mengirimkan pesan singkat ke saya yang intinya memberi tahu bahwa dia mencoba menuju rumah XX tapi tidak berhasil dan kebetulan hari itu hujan lebat. to be noted, jarak antara rumah XX dan si dosen cukup jauh. kondisi si dosen menyetir seorang diri.
pesan singkat itu kemudian saya teruskan ke XX, tebak apa respon si XX? dia bilang patokan A tidak pernah ada di sekitar rumahnya. yang ada hanyalah patokan B. menurutnya saya salah langkah, harusnya saya menanyakan ke sumber yang lebih terpercaya, yaitu, dia sendiri, bukan si DD.
saya merasa bersalah.
hebatnya lagi, saya sempat merespon pesan singkat dengan jawaban yang menurut teman saya si RR termasuk jawaban 'sampah'. karena saya benar-benar tidak meminta maaf. pada saat saya membalas pesan singkat itu, saya belum tahu kalau alamat yang saya berikan ternyata salah.
saya merasa bersalah double.
kalut dan gelisah, beberapa jawaban teman saya justru membuat saya semakin merasa bersalah.
selain merasa bersalah, saya merasa terancam.
kenapa?
peranan emosi di antara hubungan pembimbing-anak pembimbing cukup vital untuk akhirnya bisa menentukan nasib akhir seorang mahasiswa.
minggu depan saya harus menjalani sidang rancangan skripsi, dan untuk seterusnya masih sangat membutuhkan hubungan baik dengan pembimbing.
dengan adanya kejadian ini, saya tidak yakin hubungan akan tetap berjalan lancar.
pada saat seperti ini saya pengen menyelam sedalam samudera, tinggal di negeri ikan duyung yang indah dan kemudian kembali setelah saya hilang ingatan.
nyatanya menyelam sedalam samudera pun, meski saya hilang ingatan, nggak akan bisa membuat fakta berganti.
#prayforYUNI
2 komentar:
nyoba yoga dimana yun? gw dari dulu pengen yoga tapi ga punya duit. hoho
di rumah dach, gretong hahha
Post a Comment
kata komentator